Follow Us @soratemplates

Thursday, May 11, 2017

PRAKTIKUM KOLOID (KIMIA XI)

May 11, 2017 0 Comments
A.                JUDUL
“Praktikum Koloid”
B.                 TUJUAN
Untuk mengetahui dan memahami perbedaan antara koloid, suspensi dan larutan melalui macam macam media. Serta mengetahui dan memahami jenis jenis koloid.
C.                DASAR TEORI
Larutan bersifat kontinu dan merupakan sistem satu fasa (homogen). Ukuran partikel zat terlarut kurang dari 1 nm (1 nm= 10-9m). Larutan bersifat stabil (tidak memisah) dan tidak dapat disaring.
Suspensi bersifat heterogen dan tidak kontinu, sehingga merupakan sistem dua fasa. Ukuran partikel tersuspensi lebih besar dari 100 nm. Suspensi dapat dipisahkan dengan penyaringan.
Koloid bersifat antara homogen dan heterogen dan merupaka sistem dua fasa. Ukuran partikel koloid berkisar antara 1 nm – 100 nm.
1.      Jenis Campuran :
a.         Suspensi
Suspensi (dispersi kasar) merupakan jenis campuran dengan partikel terdispersi yang berukuran relatif besar tersebar dalam medium pendispersinya. Ukuran partikel suspensi paling besar dibandingkan dengan jenis campuran yang lain, yaitu lebih besar dari 100 nm. Oleh karena itu, partikel suspensi dapat dilihat dengan mata telanjang. Suspensi merupakan larutan heterogen yang tidak stabil. Jika suspensi didiamkan beberapa waktu, partikel partikelnya akan mengendap di dasar.
b.        Larutan
Gula atau garam dan air akan membentuk campuran yang homogen dan stabil dimana gula atau garam tersebar rata dalam air. Dalam larutan, fase terdispersi dan medium pendispersinya biasa dikenal dengan solute dan solven. gula dan garam merupakan solute, sedangkan air adalah solvennya. Partikel partikel dalam larutan berdiamensi 1nm. Ukuran partikel sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat menggunakan mata telanjang maupun menggunakan mikroskop ultra. Oleh karena itu sifatnya yang homogen dan stabil, larutan tidak akan mengendap walaupun didiamkan untuk waktu yang lama.
c.         Koloid
Koloid terdiri dari kumpulan banyak atom, ion, atau molekul (makromolekul). Partikel koloid memiliki ukuran lebih besar dari larutan tetapi kecil dari suspensi, yaitu antara 1 nm sampai 100 nm. Jadi, sistem koloid merupakan campuran yang ukuran partikel terdispersinya berada diantara larutan dan suspensi. Meskipun ukuran partikel koloid lebih besar daripada larutan, tetapi partikel tidak bisa dilihat dengan mata telanjang dan hanya bisa dilihat menggunakan mikrosop ultra. Koloid merupakan campuran yang relatif stabil sehingga cenderung tidak akan mengendap. Koloid memiliki sifat antara larutan homogen dan campuran heterogen.

2.      Jenis-jenis koloid
a.       Sol
Sol merupakan sistem koloid yang fase terdispersinya berupa zat padat yang didispersikan dalam padatan cairan atau gas. Sol dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan medium pendispersinya, yaitu sebagai berikut:
1)      Sol padat
Sol padat merupakan sistem koloid yang fase terdispersinya berupa zat padat dan medium pendispersinya berupa zat padat.
2)      Sol
Sol merupakan sistem koloid yang fase terdisperpersinya brupa zat padat dan medium pendispersinya berupa zat cair.
3)      Aerosol padat
Merupakan sistem koloid yang fase terdispersinya berupa zat padat dan medium pendispersinya berupa zat padat.
b.       Emulsi
1)      Emulsi Padat
Merupakan sistem koloid yang fase terdispersinya ialah cair dan medium pendispersinya adalah padat.
2)      Emulsi
Merupakan sistem koloid yang fase terdispersinya ialah cair dan medium pendispersinya adalah cair.


3)      Aerosol Cair
Merupakan sistem koloid yang fase terdispersinya ialah padat dan medium pendispersinya adalah gas.
c.         Busa atau Buih
1)      Busa Padat
Merupakan sistem koloid yang fase terdispersinya ialah gas dan medium pendispersinya adalah padat.
2)      Busa (buih)
Merupakan sistem koloid yang fase terdispersinya ialah gas dan medium pendispersinya adalah cair.
d.      Gel
Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel. Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsorpsi medium terdispersinya, sehingga terjadi koloid yang agak padat.
Contoh: agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, dan gel silika.
e.         Sifat-sifat Koloid
1)      Efek Tyndall
Efek Tyndall ialah perisitiwa penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Partikel dapat menghamburkan cahaya karena ukurannya yang cukup besar. Tidak seperti koloid, larutan sejati tidak dapat menghamburkan cahaya. Sebenarnya larutan sejati juga dapat menghamburkan cahaya karena pada dasarnya semua gas dan cairan dapat menghamburkan cahaya. Namun, karena ukuran partikelnya sangat kecil maka sifat penghamburan cahaya tidak dapat terdeteksi. Berikut contoh dari efek tyndall :
a)      Warna langit siang hari. Penghamburan cahaya oleh molekul udara di atmosfer menyebabkan langit berwarna biru.
b)      Cahaya matahari yang masuk melalui ventilasi  di pagi hari yang berkabut.
2)        Gerak Brown
Gerak Brown merupakan gerakan acak dari partikel koloid. Gerak brown pada sistem koloid menyebabkan partikel partikel koloid tersebar rata dalam medium pendispersinya. Gerakan partikelnya akan selalu lurus dan patah apabila bertabrakan dengan partikel lainnya. Peristiwa inilah yang menjadikan koloid stabil dan tidak mudah mengendap. Semakin kecil ukuran partikel koloid, maka gerak brown akan semakin cepat, dan sebaliknya. Jika suhu koloid lebih tinggi maka gerak brown akan semakin cepat, demikian sebaliknya.

3)        Adsorbsi
Adsorbsi adalah peristiwa penyerapan muatan oleh partikel partikel koloid. Adsorbsi terjadi karena adanya kemampuan partikel koloid untuk menarik partikel partikel kecil. Untuk berlangsungnya adsorbsi, minimal harus ada 2 macam zat yaitu zat yang tertarik (adsorbat) dan zat yang menarik (adsorben).
Contoh pmanfaatan sifat adsorbsi koloid :
a)      Penjernihan air dengan tawas
b)      Penggunaan deodoran
4)        Elektroforesis
Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid yang bermuatan dalam medan listrik. Untuk menentukan muatan koloid dilakukan dengan cara memasukkan koloid dalam pipa U kemudian elektroda dimasukkan pada kedua mulut pipa U dan selnjutnya dialiri arus listrik searah.
Contoh pemanfaatan penelektroforesis :
a)      Proses pengendapan debu yang bercampur dengan asap dengana menggunakan alat yang disebut alat cottrel.
5)        Koagulasi
Koagulasi adalah proses penggumpalan partikel partikel koloid dalam satu sistem koloid. Koagulasi berfungsi untuk memisahkan fase terdispersi dan medium pendispersinya. Koagulasi koloid dapat terjadi dengan dua cara, yaitu dengan cara mekanik dan dengan cara kimia.
6)        Koloid Pelindung
Koloid pelindung adalah koloid yang ditambahkan ke dalam sistem koloid agar menjadi stabil. Cara kerja koloid pelindung adalah dengan membentuk lapisan sekeliling pertikel koloid yang dilindungi. Koloid pelindung pada emulsi disebut sebagai emulgator. Tujuan dari penambahan zat ini adalah untuk menjaga agar zat pendispersi dan zat terdispersi tidak mudah terpisah. Contoh koloid pelindung adalah :
a)      Penambahan gelatin dalam pembuatan es krim
7)        Dialisis
Dialisis adalah cara pemurnian sistem koloid dari ion ion pengganggu yang menggunakan selaput semiermiabel. Selaput semipermiabel ini hanya dapat dilalui oleh ion ion sedang partikel koloid tidak daat melaluinya. Ion ion yang keluar dari selaput semipermiabel ini kemudian larut dalam air.
Contoh penerapan sifat dialisis koloid yakni pada proses pencucian darah oleh aat hemodializer untuk penderita gagal ginjal.

D.                ALAT DAN BAHAN
Alat dan Bahan
1.        Alat :
a.         Senter
b.        Aqua gelas
c.         Gelas berwarna
d.        Lap
2.        Bahan
a.         Agar-agar
b.        Air sungai
c.         Air PDAM
d.        Air selokan
e.         Air pasir
f.         Biskuit
g.        Es krim
h.        Kopi
i.          Krupuk
j.          Larutan garam
k.        Larutan gula
l.          Lem
m.      Mentega
n.        Parfum
o.        Santan
p.        Susu bubuk
E.                 LANGKAH KERJA
1.        Mengelompokkan jenis koloid
a.         Menyiapkan alat dan bahan.
b.        Meletakkan semua bahan pada gelas aqua.
c.         Mengamati semua bahan .
d.        Menentukan jenis koloid.
2.        Membandingkan larutan,suspersi, dan koloid.
a.         Menyiapkan alat dan bahan.
b.        Meletakkan semua bahan pada gelas aqua.
c.         Mengamati semua bahan .
d.        Membandingkan larutan,suspersi, dan koloid.
3.        Mengetahui Efek Tyndall
a.         Menyiapkan alat dan bahan.
b.        Meletakkan semua bahan pada gelas aqua.
c.         Menyalakan senter dan mengarahkannya pada gelas berwarna yang berisi semua bahan.
d.        Mengamati semua bahan.
F.                 DATA HASIL PENELITIAN
1.      Mengelompokkan jenis koloid

No.
Nama Bahan
Fase Terdispersi
Fase Pendispersi
Jenis Koloid
1.
Parfum
Cair
Gas
Aerosol Cair
2.
Agar Agar
Cair
Padat
Emulsi Padat
3.
Susu
Cair
Cair
Emulsi Cair
(Minyak dalam air)
4.
Santan
Cair
Cair
Emulsi Cair
(Minyak dalam air)
5.
Ice Cream
Gas
Cair
Buih Cair
6.
Mentega
Cair
Padat
Emulsi Padat

7.
Biskuit
Gas
Padat
Buih Padat
8.
Kerupuk
Gas
Padat
Buih Padat
9.
Lem
Padat
Cair
Sol Cair

2.      Membandingkan larutan, suspensi, dan koloid.
No.
Nama Bahan
Larutan
Koloid
Suspensi
1.
Parfum


2.
Agar Agar


3.
Susu


4.
Santan


5.
Ice Cream


6.
Mentega


7.
Biskuit


8.
Kerupuk


9.
Lem


10.
Air Garam


11.
Air Gula


12.
Air Kopi


13.
Air Sungai


14.
Air Got


15.
Air Pasir



3.      Mengetahui Efek Tyndall
No.
Sifat
Larutan Garam
Larutan Gula
Susu cair
Santan
Air Kopi
1.
Menghamburkan/
Meneruskan cahaya
Menerus-
kan cahaya
Menerus-
kan cahaya
Mengham-
burkan
cahaya
Mengham-
burkan
cahaya
Mengham-
burkan
cahaya
2.
Homogen/ Heterogen
Homogen
Homogen
Heterogen
Heterogen
Heterogen
3.
Stabil/
Tidak Stabil
Stabil
Stabil
Stabil
Stabil
Tidak Stabil

G.                PEMBAHASAN
Pada kegiatan praktikum kali ini, kami melakukan 3 kali percobaan untuk mengetahui perbedaan koloid, suspensi, larutan serta macam macam koloid. Berikut pembahasannya :
1.      Mengelompokkan jenis koloid
Koloid mempunyai beragam jenis, antara lain Sol (Sol cair, sol padat, aerosol padat); Emulsi (Emulsi cair, emulsi padat, aerosol cair); Busa atau Buih (Busa padat, Busa cair); Gel
Jenis jenis koloid diatas dapat dibedakan dari fase terdispersinya dan fase pendispersinya.
a.       Sol cair (Fase terdispersi padat, fase pendispersinya cair)
Contoh dari data diatas : Lem
b.      Sol padat (Fase terdispersi padat fase pendispersinya padat)
c.       Aerosol padat (Fase terdispersi padat, fase pendispersinya gas)
d.      Emulsi cair (Fase terdispersi cair, fase pendispersinya cair)
Contoh dari data diatas : Susu, dan santan
e.       Emulsi padat (Fase terdispersi cair, fase pendispersinya padat)
Contoh dari data diatas : agar agar dan mentega
f.       Aerosol cair (Fase terdispersi cair, fase pendispersinya gas)
Contoh dari data diatas : parfum
g.      Busa padat (Fase terdispersi gas, fase pendispersinya padat)
Contoh dari data diatas : Kerupuk dan biskuit
h.      Busa cair (Fase terdispersi gas, fase pendispersinya cair)
Contoh dari data diatas : Ice cream
2.      Membandingkan larutan, suspensi, dan koloid.
Larutan, suspensi, dan koloid merupakan cairan yang berbeda.
a.       Ciri ciri larutan :
1)      Homogen
2)      >1nm
3)      Satu fasa
4)      Stabil
5)      Tidak dapat disaring
b.      Ciri ciri koloid
1)      Homogen
2)      Dimensi partikel antara 1nm – 100nm
3)      Dua fasa
4)      Stabil
5)      Dapat disaring dengan penyaring ultra
c.       Ciri ciri suspensi
1)      Heterogen
2)      Dimensi partikel <100nm
3)      Dua fasa
4)      Tidak stabil
5)      Dapat disaring
Dari ciri ciri tersebut, sudah jelas perbedaan antara larutan, koloid, dan juga suspensi. Parfum, agar agar, susu, santan, ice cream, mentega, biskuit, kerupuk dan lem merupakan benda jenis koloid. Sedangkan air garam dan air gula merupakan cairan jenis larutan. Air got, air sungai, air pasir, dan air kopi merupakan suspensi karena mengandung endapan di dasarnya dan apabila disaring tampak endapan endapannya.
3.      Mengetahui Efek Tyndall
Efek tyndall adalah penghamburan cahaya oleh partikel partikel koloidpartikel koloid dapat menhamburkan cahaya, karena ukurannya yang cukup besar. Larutan sejati tidak dapat menghamburkan cahaya, malah meneruskan cahaya. Namun faktanya, larutan juga dapat menghamburkan cahaya karena pada dasarnya semua gas dan cairan dapat menghamburkan cahaya. Namun karena ukuran partikelnya yang sangat kecil, sehingga tidak dapat terdeteksi.
Homogen ialah satu jenis, sedangkan heterogen banyak jenis. Koloid dan larutan termasuk homogen, karena memang terdiri dari satu jenis larutan dan tidak mempunyai endapan endapan. Sedangkan suspensi ialah heterogen, karena memang suspensi mempunyai endapan endapan dibawahnya.



H.                KESIMPULAN

Dari praktikum diatas, kami dapat mengetahui bahwa prafum, agar agar, santan, susu, ice cream, mentega, biskuit, kerupuk, lem termasuk koloid dengan jenis yang berbeda beda. Sedangkan air garam dan air gula merupakan larutan. Air kopi, air pasir, air sungai dan air got merupakan suspensi. Benda benda tersebut dapat digolongkan menjadi larutan, suspensi dan koloid berdasarkan ciri ciri larutan, koloid, dan suspensi itu sendiri dan berdasarkan peneiltian yang kami buat menggunakan berbagai media.